RETORIKA
I.
PENDAHULUAN
Ada pandangan dalam masyarakat bahwa kemampuan seseorang
berbicara di depan umum adalah bakat bawaan dari lahir dan hanya dimiliki oleh
orang - orang tertentu saja. Berbicara di depan umum/ public speaking, baik itu
dalam acara pernikahan, ulang tahun, peresmian kantor, acara penghargaan,
pidato sambutan, kesaksian produk/ kesuksesan dan lainnya menjadi momok yang
begitu menakutkan bagi sebagian besar orang, bukan hanya di Indonesia bahkan di
dunia.
Beberapa manajer / eksekutif / owner perusahaan, leader
Network marketing, pimpinan organisasi yang sempat saya temui, mengatakan
mereka tidak berbakat / tidak bisa berbicara di depan umum dan cenderung kalau
bisa menghindari berbicara di depan umum. Yang lebih parah lagi adalah para
pelajar / mahasiswa yang merupakan generasi penerus bangsa ini, hampir sebagian
besar yang saya jumpai tidak tertarik dengan yang namanya Seminar / Pelatihan.
Alasan mereka sederhana saja, karena dalam bayangan mereka acara seperti itu
membosankan.
Dalam dunia pendidikan, mereka menerima pelajaran dari
sekolah dengan pengajar yang pintar tapi kurang bisa menjabarkan materi (membawakan
materi secara konservatif) hingga membuat mereka begitu bosan bahka latih,
mereka tidak pernah membayangkan bahwa ternyata pelatihan / seminar yang
disampaikan oleh tim MPI begitu menyenangkan dan penuh arti.
Benarkah keahlian berbicara
di depan umum/public speaking adalah bakat ?
Ada ungkapan bijak mengatakan bahwa Bakat itu 1 %, 99 %
lainnya adalah Ketekunan dan Cara / metode.
Kita semua dilahirkan ke dunia ini untuk pertama kalinya adalah Menangis, tidak ada satu bayi pun secara normal lahir sudah bisa berbicara. Baru pada bulan-bulan selanjutnya bayi mulai belajar mengeluarkan bunyi-bunyi yang membentuk penggalan kata. Setiap hari bayi mendengar kata demi kata dari lingkungan sekitar bayi. Saat itulah bayi tersebut sebenarnya sedang belajar untuk berbicara. Kalau kitan frustasi. Tetapi kesan yang selalu saya dapat di puluhan sekolah / organisasi yang pernah saya perhatikan bayi / anak kecil yang lingkungannya kurang mengajaknya untuk berbicara, cenderung akan lebih lambat untuk benar-benar bisa berbicara, begitu pula sebaliknya.Dan untuk anak-anak yang normal, saat usia di atas 2 tahun kemampuan berbicaranya akan semakin baik. Ini semua menggambarkan bahwa metode belajar diikuti ketekunan akan membuat setiap orang bisa berbicara. Begitu pula dengan berbicara di depan umum bila anda tahu caranya, mau mempraktekkan caranya secara tekun, pasti ANDA AKAN BISA. TERAMPILKAN KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING ANDA, PERCAYALAH KEHIDUPAN PRIBADI & KARIR ANDA AKAN SEMAKIN BERKEMBANG
Kita semua dilahirkan ke dunia ini untuk pertama kalinya adalah Menangis, tidak ada satu bayi pun secara normal lahir sudah bisa berbicara. Baru pada bulan-bulan selanjutnya bayi mulai belajar mengeluarkan bunyi-bunyi yang membentuk penggalan kata. Setiap hari bayi mendengar kata demi kata dari lingkungan sekitar bayi. Saat itulah bayi tersebut sebenarnya sedang belajar untuk berbicara. Kalau kitan frustasi. Tetapi kesan yang selalu saya dapat di puluhan sekolah / organisasi yang pernah saya perhatikan bayi / anak kecil yang lingkungannya kurang mengajaknya untuk berbicara, cenderung akan lebih lambat untuk benar-benar bisa berbicara, begitu pula sebaliknya.Dan untuk anak-anak yang normal, saat usia di atas 2 tahun kemampuan berbicaranya akan semakin baik. Ini semua menggambarkan bahwa metode belajar diikuti ketekunan akan membuat setiap orang bisa berbicara. Begitu pula dengan berbicara di depan umum bila anda tahu caranya, mau mempraktekkan caranya secara tekun, pasti ANDA AKAN BISA. TERAMPILKAN KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING ANDA, PERCAYALAH KEHIDUPAN PRIBADI & KARIR ANDA AKAN SEMAKIN BERKEMBANG
II.
NILAI DASAR TERAMPIL BERBICARA DI DEPAN UMUM
Apakah belajar
Public Speaking begitu sulit ? Kalau jawaban anda bahwa belajar Public Speaking
itu sulit, tentu akan jauh lebih sulit lagi untuk melakukan Public Speaking (
Berbicara di depan umum ). Sebagian besar orang yang kesulitan berbicara di
depan umum ( Public Speaking ) berasal dari cara berpikir yang kurang benar.
Cara berpikir yang cepat sekali menvonis, menilai segala sesuatu itu benar atau
salah, 0 atau 100. Cara berpikir konservatif seperti itu seharusnya
ditinggalkan Peningkatan kecerdasan manusia yang terus menerus terjadi
menyadarkan kita bahwa segala sesuatu itu relatif adanya. Di pandang dari sudut
manusia, tidak ada nilai mutlak, tidak ada benar semua atau salah semua. Segala sesuatu yang akan anda lakukan bermula dari apa
yang anda pikirkan. Demikian pula dalam hal Public Speaking. Ketakutan untuk
Public Speaking bisa melanda siapa saja;muda tua dan apapun profesinya;pelajar,
mahasiswa, sekretaris, guru, dosen, networker, agen asuransi, manager,
direktur, pemilik usaha dan lainnya.
Adapun Nilai dasar sukses yaitu :
- Mengerti tujuan
Public
Speaking adalah salah satu bagian dari komunikasi. Anda harus memahami bahwa
tujuan komunikasi adalah supaya orang lain mengetahui apa yang anda sampaikan,
melaksanakan apa yang anda mau, mengikuti apa yang anda katakan. Setiap profesi
punya tujuan yang berbeda dalam Public Speaking. Tentu seorang MC punya tujuan
yang berbeda dengan seorang Sekretaris, seorang Motivator dalam berbicara di
depan umum. Begitu juga dengan seorang pelawak, guru, pemilik usaha, manager
atau dosen. Jadi tanyakan pada diri anda, apa profesi anda dan apa tujuan anda
berbicara di depan umum ? ( Public Speaking )
- Keyakinan
Tidak ada
sesuatu apapun yang bisa berhasil dengan baik, jika tak ada keyakinan yang ada
pada diri anda. Keyakinan bahwa anda bisa berbicara di depan umum sebenarnya
anda sudah 50 % bisa berbicara di depan umum. Bagaimana cara anda
meyakinkan bahwa anda bisa berbicara di depan umum ? Belajar melihat dari
pengalaman orang lain, seperti saya misalnya.Lalu belajar dari pengalaman
sendiri. Apakah anda pernah tahu bahwa saat anda lahir pertama kali di dunia, sesungguhnya
anda hanya bisa menangis;sakit menangis, lapar menangis, kepanasan menangis,
kedinginan menangis, ditinggal menangis. Saat itu
yang bisa anda lakukan hanya itu saja bukan?. Tetapi waktu berjalan dan anda
mulai meniru orang-orang sekitar anda berbicara, lalu perlahan tapi pasti,
akhirnya anda bisa berbicara begitu lancar seperti hari ini. Public Speaking
juga demikian, anda bertemu dengan mentor/guru yang tepat, lalu anda mulai
belajar, tanamkan keyakinan dan saya pastikan anda pun akan bisa.
- Semangat
Tidak ada
sesuatu apapun di dunia ini yang bisa berhasil tanpa adanya semangat. Bahkan
anda lahir di dunia ini bukankah karena ada semangat?. Ketika semangat muncul
di dalam diri anda, maka energi akan mengalir ke seluruh tubuh anda, dan sesaat
kemudian tubuh anda mulai terasa hangat. Rasa hangat ini menandakan kehidupan
terus berlangsung. Bandingkan sebaliknya saat anda bangun tidur, anda loyo,
maka seharian juga akan loyo. Semangat dalam Public Speaking pun sedikit demi
sedikit akan mengurangi rasa grogi, rasa gugup kita.
- Rasa gembira / bahagia
Bagaimana saatnya saat pertama
kali anda jatuh cinta? Saat pertama kali anak anda lahir ?,
saat pertama kali anda diterima bekerja dan sebagainya ? Jawaban sederhananya
pasti muncul rasa senang/bahagia?. Belajar Public Speaking juga begitu. Anda
tidak akan pernah bisa mencapai hasil yang menggembirakan selama anda tidak
gembira. Selama beban ketakutan, kecemasan, bayang bayang ditertawakan,
dikritik, dicaci muncul dalam pikiran anda, selama itu pula sebenarnya anda
akan kehilangan bahan-bahan yang anda pikir sudah anda kuasai. Anda harus
pahami bahwa pikiran anda hanya memunculkan 1 hal dalam 1 waktu saat anda
berpikir. Artinya anda punya pilihan ketika sedang berbicara di depan umum,
takut atau bahagia ?. Saya sering katakan kepada murid-murid saya bahwa ketika
mereka maju ke depan, lalu orang-orang menertawakan mereka, sebenarnya saat itu
mereka sedang berbuat kebajikan. Ya karena bisa menyenangkan orang lain itu pun
kebajikan. Bayangkan mungkin saja orang-orang tersebut sudah seminggu tidak
tertawa karena bertengkar dengan pasangannya, stress karena putus cinta, baru
dimarahin bos dan sebagainya. Kalau anda bisa melihat sesuatu dari sudut
pandang yang berbeda, maka tentu kemajuan anda dalam segala bidang akan tumbuh
begitu pesat. Jadi tumbuhkan rasa gembira/bahagia saat anda melakukan apapun juga.
5.
Jangan Takut
Menjadi Orang Takut !
Siapakah
yang tidak pernah melakukan keburukan/kesalahan sedikitpun? Semua orang pernah
merasakan kesalahan dan berakibat ketakutan pada diri kita, meskipun dia yang
kita kenal sekarang adalah orator ulung. Kita semua mungkin, pernah gemetar dan
berkeringat dingin serta jantung berdegup kencang ketika di suatu ruangan
kuliah,rapat atau seminar kita diminta untuk berpidato. Atau agar tidak
ditunjuk kita sengaja menundukkan kepala dan tidak menatap si pembicara.
Tahukah kita yang menyebabkan demikian? Ada tiga hal yang membuat kita takut
dalam berpidato di depan orang banyak (publik) : ketakutan, sempitnya wawasan
dan sedikit pengalaman. Tiga hal tersebut bukanlah masalah hanya kendala
yang dapat di antisipasi oleh diri kita sendiri.
Tips
‘PeDe’ (Percaya Diri)
1.
Cari penyebab kenapa (kita) rendah diri (Intelegence Analysis)
2.
Atasi kelemahan (Weakness)
3.
Kembangkan bakat kita (Strong)
4.
Nikmati setiap keberhasilan (Syukur Nikmat)
5.
Bebas diri kita dari opini orang lain (Impression)
6.
Kembangkan bakat melalui hobby
7.
Cita-cita yang tinggi
8.
Jangan terlalu membandingkan dengan orang lain
9. Membuat motto hidup
10. Mulai dari yang terkecil
11. Mulai
dari diri kita
12. Mulai saat ini juga
III.
RETORIKA MODERN
(Disarikan
dari buku Retorika Modern karya Jalaluddin Rakhmat, Rosdakarya Bandung, 1999)
ENAM
LANGKAH PERSIAPAN BERPIDATO
1.
menentukan maksud atau tujuan berpidato
2.
menjajaki situasi dan latar belakang pendengar/audiens
3. memilih
topik
4.
mengumpulkan bahan/materi pidato
5.
menyusun dan mengembangkan kerangka pidato
6. melatih diri
TUJUAN BERPIDATO
1. menyampaikan informasi (informatif)
2. mempengaruhi (persuasif)
3. menghibur (rekreatif)
JENIS-JENIS
PIDATO (menurut persiapannya):
1.
Impromptu (spontan). Keuntungan:· dapat mengungkapkan perasaan yang sebenarnya,·
dapat membuat si pembicara terus berpikir,· dapat membuat suasana menjadi segar
dan hidup karena apa yang diungkapkan bersifat spontan. Kerugian:· dapat
menimbulkan kesimpulan mentah karena pengetahuan tidak memadai,· dapat
mengakibatkan penyampaian yang tersendat dan tidak lancar,· dapat menyebabkan
demam panggung sehingga gagasan yang disampaikan “acak-acakan” dan ngawur
2.
Naskah/Manuskrip. Keuntungan:· dapat menyampaikan isi pidato secara jelas,·
dapat lebih fasih berbicara, dapat menghindari hal-hal yang ngawur dan
menyimpang dari isi pidato,· dapat diperbanyak/diterbitkan. Kerugian:· dapat
mengurangi komunikasi dengan pendengar,· dapat membuat suasana menjadi kaku. Hal-hal
yang dapat dilakukan:· gunakan gaya percakapan yang lebih informal dan
langsung,· baca naskah berkali-kali sambil membayangkan pendengar,·hafalkan
sekadarnya sehingga Anda dapat lebih sering melihat pendengar, ketik dengan
jenis huruf yang mudah dibaca.
3.
Memoriter/Menghafal. Keuntungan:· dapat menyampaikan isi pidato secara jelas,·
dapat lebih fasih berbicara, dapat menghindari hal-hal yang ngawur dan
menyimpang dari isi pidato. Kerugian:· dapat mengurangi komunikasi dengan
pendengar,· dapat membuat suasana menjadi kaku.· BAHAYA: lupa terhadap apa yang
telah dihafalkan!
4.
Ekstemporan. Pidato disiapkan dalam bentuk garis besar (outline) sebagai
pedoman untuk mengatur gagasan. Keuntungan:·
dapat berkomunikasi langsung dengan pendengar,· dapat menyampaikan pesan lebih
fleksibel. Kerugian (bagi pemula):· dapat mengurangi kefasihan,· dapat
mengakibatkan penyampaian yang tersendat dan tidak lancar
SUMBER-SUMBER
TOPIK
1. Pengalaman
pribadi
a.
perjalanan
b. tempat
yang pernah dijunjungi
c.
wawancara dengan tokoh
d.
peristiwa luar biasa, lucu, dll.
2. Hobi
dan keterampilan
a. cara
melakukan sesuatu
b.
peraturan dan tata cara tentang hobi dan keterampilan
3.
Pengalaman pekerjaan atau profesi
a.
pekerjaan tambahan
b. profesi
keluarga
4.
Pelajaran sekolah atau kuliah
a. hasil
penelitian
b. hal-hal
yang perlu diteliti lebih lanjut
5.
Pendapat pribadi
a. kritik
terhadap buku, pendapat orang, dll.
b. hasil
pengamatan pribadi
6. Peristiwa
hangat dan pembicaraan publik
a. berita
media massa
b.
peristiwa di sekeliling kita
7. Masalah
abadi
a. agama
b.
pendidikan
c.
persoalan masyarakat yang belum selesai
8. Kilasan
biografi
a.
biografi orang-orang terkenal
9.
Kejadian khusus
a.
perayaan/peringatan agama, nasional, dll.
10. Minat
Khalayak
a.
pekerjaan
b. hobi
c. rumah
tangga
d.
pengembangan diri
e.
kesehatan dan penampilan
f. dll.
KRITERIA TOPIK YANG BAIK
1. Topik
harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan Anda.
2. Topik
harus menarik minat Anda.
3. Topik
harus sesuai dengan pengetahuan pendengar.
4. Topik
harus menarik minat pendengar.
5. Topik
harus jelas ruang lingkup dan pembatasannya.
6. Topik
harus sesuai dengan waktu dan situasi.
7. Topik
harus ditunjang dengan bahan/referensi yang memadai.
PENGEMBANGAN GAGASAN
1.
penjelasan (definisi)
2. contoh
3. analogi
4.
testimoni (pernyataan ahli)
5.
statistik
6.
perulangan
KOMPOSISI PIDATO
1.
kesatuan: isi, tujuan, sifat pembicaraan
2.
pertautan (koherensi)
a.
ungkapan penghubung
b. paralelisme
c. sinonim
MEMILIH KATA
1.
Kata-kata harus jelas
a. Gunakan
kata-kata yang sederhana, lazim digunakan, dan tidak berbunga-bunga.
b. Gunakan
perulangan gagasan dengan kata yang berbeda.
c. Hindari
istilah teknis.
2.
Kata-kata harus tepat
3. Kata-kata
harus layak
MENGURANGI
RASA CEMAS
· Siapkan
bahan pidato
·
Datanglah lebih awal dari jadwal yang telah ditetapkan.
·
Kenalilah lingkungan tempat berpidato dan audiens terlebih dahulu.
· Lakukan
pemanasan dan pelatihan yang cukup (secara tidak mencolok).
·
Berdoalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
HAL-HAL YANG DILAKUKAN KETIKA AKAN MEMULAI BERPIDATO
· Rapikan
pakaian dan penampilan sebelum maju berpidato.
· Ambil
napas perlahan-lahan.
· Pegang
dan ketuk secara perlahan mikrofon untuk memastikan bahwa mikrofon/pengeras
suara sudah “on”.
· Tataplah
secara sekilas audiens.
· Baca
bismillah perlahan dan mulailah menyapa audiens dengan salam.
HAL-HAL YANG HARUS DIHINDARI KETIKA BERPIDATO
· Jangan
bersin atau batuk di depan mikrofon. Setelah itu, ucapkanlah “maaf”.
· Jangan
hanya memandang satu arah.
· Jangan
pula memandang ke atas atau ke bawah.
· Jangan
terlalu keras atau terlalu lemah berbicara.
· Jangan
berlebihan dalam menggerakkan tangan.
· Jangan
sering menggerakkan badan ke kiri/kanan atau ke depan/belakang.
· Jangan
menunjukkan wajah bersedih ketika berpidato dalam suasana bergembira, dan
sebaliknya.
· Jangan
tergesa-gesa berbicara sehingga banyak ucapan yang “terpeleset”.
· Jangan
menggunakan suara leher.
· Jangan
menggaruk-garuk kepala/badan dan mempermainkan kancing baju.
· Jangan
mengucapkan kata-kata asing yang tidak tepat cara pengucapannya.
· Jangan
salah memenggal kata atau kalimat jika membaca naskah.
· Jangan
menggunakan waktu lebih dari yang ditentukan.
· Jangan
menggunakan lelucon yang berbau SARA dan saru (porno).
No comments:
Post a Comment