BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Era globalisasi memaksa kita untuk menerima kenyataan bahwa informasi mampu merubah semua tatanan kehidupan umat manusia. Perkembangan teknologi dalam era globalisasi tadi tidak ubahnya seperti angin yang terus menerus hadir dengan kesegarannya. Salah satu hasil dari perkembangan teknologi ini adalah satelit komunikasi.
Satelit komunikasi mampu mempercepat penyampaian informasi. Peristiwa yang berlangsung di satu benua dapat diketahui di benua lainnya dalam hitungan detik saja. Pada akhirnya kemajuan teknologi inilah yang mendorong dan memungkinkan timbulnya bisnis dalam bidang informasi. Sebagaimana lembaga-lembaga lain yang dapat menghasilkan banyak keuntungan, maka para pemilik modal pun akhirnya ramai-ramai melakukan bisnis informasi melalui pers, entah dengan menerbitkan surat kabar, membuat televise ataupun radio. Pers sebagai lembaga, dapat dikelola secara tata laksanan dan tata administrasi yang baik melalui manajemen profesional untuk dijadikan ajang bisnis. Pers yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah radio siaran.
Karakter lain dari media radio adalah sifatnya yang lokal. Radio lazimnya melayani segmen pendengar yang terbatas, dengan jangkauan siaran yang terbatas pula. Lokalitas memudahkannya menjalin intensitas hubungan dengan pendengar. Sehingga fanatisme atau setidak-tidaknya favoritisme pendengar mudah dibangkitkan. Lokalitas juga menjamin keefektifan iklan. Namun dalam perkembangannya muncul kebutuhan untuk memperluas jangkauan siaran. Pengelola radio siaran tak bisa menutup mata bahwa pemasang iklan juga menghendaki siaran niaga yang bersifat nasional. Beberapa produk membutuhkan pemasaran yang lebih luas agar satu pesan komersial dapat disiarkan secara nasional dengan harga yang murah. Satu hal yang tak bisa dibantah oleh para pengelola radio: ”pengiklan adalah raja”.
Sejarah radio di Amerika juga menunjukkan, jaringan radio adalah strategi yang efisien, mudah, dan ekonomis. Dengan membentuk jejaring, radio dapat menyiarkan iklan secara nasional, tanpa kehilangan karakter personal dan lokalitasnya. Di sini pengelola radio mulai berpikir keras utnuk melakukan bisnis informasi dengan membuat satu langkah baru dan memunculkan keinginan untuk
membuat jejaring bisnis yang lebih luas lagi. Pada akhirnya pengelola radio membuat sebuah strategi yang mampu mereduksi harga iklan per spotnya, sehingga iklan radio berada pada level yang sangat komperitif dengann iklan televisi. Dengan strategi ini pula , menurut Schulberg, industri radio di Amerika dapat bertahan dari terpaan perkembangan pesat industri
televisi pertengahan tahun 1960-an. Yang jelas, dalam upaya pembentukan jaringan radio, tentu peran fungsi manajemen amat diperlukan, mulai dari planning, organizing,Actuating dan controlling-nya.
Bagaimana dengan Indonesia? Tak ada angka pasti kapan konsep jaringan radio mulai diterapkan di Indonesia. Tapi bisa jadi hal tersebut muncul sejak Radio Republik Indonesia (RRI) didirikan di daerah-daerah, karena apa yang dilakukan RRI sesungguhnya semacam jejaring radio.
Pengelolaan radio komunitas sebenarnya sederhana, cukup berpedoman kepada keinginan dan kebutuhan waga komunitasnya. Maka pengelola tidak akan pusing mencari cara untuk mengelola radionya. Di beberapa buku tentang radio komunitas, diberikan contoh: pendirian radio komunitas diawali dengan musyawarah warga komunitasnya dan kemudian menempatkan warga komunitasnya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Yang penting adalah tujuan pendiriannya tetap berorientasi kepada kepentingan komunitasnya. Yang menjadi persoalan selanjutnya justru bagaimana warga komunitasnya secara mandiri dapat menjaga keberadaan dan keberlangsungan radionya.
2.Pemilikan Dan Manajemen
Ini merupakan isu yang sangat penting, yang memerlukan pemikiran yang hati‑hati. Walaupun konsep dasarnya adalah bahwa komunitaslah yang menjadi pemilik radio tersebut, namun tetap harus selalu lembaga, seperti yayasan atau asosiasi, yang mewakili kepentingan komunitas dan juga memberikan kepastian hukum untuk memperoleh izin. Dalam sejumlah kasus, dimungkinkan untuk merencanakan koperasi media komunitas. Ini akan memungkinkan anggota komunitas untuk membeli sahamnya.
Berkaitan dengan aspek manajemen, konsep radio komunitas adalah bahwa komunitas itu sendiri yang . memegang kendali sepenuhnya. Sudah jelas, seluruh komunitas itu tidak akan dapat terlibat setiap saat, dan karenanya perlu dibentuk satu lembaga manajemen yang mewakili berbagai sektor dalam komunitas. Dalam banyak kasus, suatu komite media komunitas dibentuk untuk memegang peran manajemen. Apa pun nama badan tersebut, anggota‑anggotanya harus sadar bahwa mereka bertanggung jawab pada seluruh komunitas dan juga sektor khusus yang mereka wakili. Keputusan‑keputusan mereka dalam menjalankan stasiun dan penyusunan programnya, harus demokratis dan transparan.
BAB II
ASPEK-ASPEK MANAJEMEN STASIUN RADIO
1. Program dan Kebijakan
Kebijaksanaan pembuatan program akan dibahas di sesi lain. Namun demikian, siapapun yang akan mendirikan radio komunitas harus memikirkan berbagai aspek diseputar pembuatan program, terutama yang berkaitan dengan mekanisme yang akan menjamin adanya akses komunitas sebesar mungkin dan partisipasi. Sebagai taktik untuk mulai membuat program radio komunitas, perlu mencari tahu apa yang disukai masyarakat, dan menghargai program radio lain yang mereka dengar, dan mengapa mereka menyukainya. Fokus Group Discussion (FGD) merupakan metoda yang ideal untuk memperoleh informasi kualitatif.
2. Organisasi Pengelolaan Radio
A. Dewan Penyiaran Komunitas
Dewan Radio Komunitas (sebagai penanggung jawab) Adalah sebuah lembaga yang anggotanya dipilih oleh komunitasnya sebagai perwakilan komunitas yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan penyiaran komunitas. Anggotanya baik secara kelembagaan maupun perorangan.
Bertugas:
- menyelenggarakan musyawarah komunitas
- melakukan pemantauan dan pemeriksaan kinerja BPPK
- menggali dan mengelola aspirasi serta keluhan masyarakat atas penyelenggaraan penyiaran
B. Badan Pelaksana Penyiaran Komunitas
Adalah sebuah badan yang pengurusnya diangkat dan diberhentikan oleh DPK sebagai pelaksana penyiaran komunitas:
Bertugas:
- menyusun program siaran
- menyusun anggaran
- menyelenggarakan siaran
- membuat laporan pertanggungjawaban
- pertanggungjawaban dimaksud diatur dalam kesepakatan bersama dalam komunitas yang bersangkutan
C. Manajemen Dan Struktur Organisasi
Fungsi dewan penyiaran komunitas adalah memberi kebebasan, arah dan membuat keputusan-keputusan besar. Untuk itu dewan penyiaran Komunitas juga perlu diberikan pelatihan dalam bidang penyiaran dan jurnalistik.
Manajemen Radio Komunitas:
- mengatur staf radio
- bagaimana mendapatkan sumber dana
- peralatan
Syarat-starat anggota Dewan Penyiaran:
- punya integritas
- berpartisipasi aktif
- berkeinginan tinggi untuk membangun masyarakat
- walaupun representasi dari berbagai elemen, namun harus mengedepankan kepentingan masyarakat
- mempunyai kwalitas kepemimpinan
- Mau berpartisipasi dalam pelatihan, seminar untuk kemajuan Komunitas (bukan orang yang mempunyai suara besar tetapi tidak ada kesempatan berkumpul/berdiskusi).
D. Badan Hukum
Didalam UU Penyiaran No 32 th 2002 menyebutkan bahwa Lembaga Penyiaran Komunitas merupakan lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia. Pengertian badan hukum sebagai subyek hukum itu mencakup hal berikut:
- perkumpulan orang (organisasi)
- dapat melakukan perbuatan hukum (rechtshandeling) dalam hubungan-hubungan hukum (rechtbetrekking)
- mempunyai harta kekayaan sendiri
- mempunyai pengurus
- mempunyai hak dan kewajibandapat digugat atau menggugat di depan pengadilan.
Dalam pengertian pokok tentang badan hukum itu adalah segala sesuatu yang berdasarkan tuntutan kebutuhan masyarakat yang demikian itu oleh hukum diakui sebagai pendukung hak dan kewajiban (Chidir Ali, SH – di dalam bukunya BADAN HUKUM).
E. Administrasi dan Keuangan
Manajemen keuangan serta sistem pelaporan keuangan adalah kegiatan harian dalam sebuah organisasi. Suatu organisasi yang marnpu mengatur mekanisrne keuangan organisasinya akan mampu pula mengatur mekanisrne kerja lapangan. Sebab, sistem sirkulasi keuangan tidak akan terlepas dari mekanisrne uang masuk dan keluar pada organisasi itu sendiri, dan tentu saja sangat erat kaitannya dengan mekanisme di dalam kegiatan yang ditangani oleh organisasi tersebut. Perlu ditekankan bahwa warga komunitas adalah sumber utama dana operasional dan pendengar utama radio komunitas.
F. Sumber Daya Manusia & Kaderisasi
Kesinambungan tidak hanya berhubungan dengan dana, kesinambungan staf juga sama pentingnya. Sebagian besar orang yang bekerja di radio komunitas adalah tenaga relawan, dan mereka ini biasanya menganggur dan tengah mencari pekerjaan yang membedakan penghasilan tetap. Dengan demikian, staf yang datang dan pergi merupakan persoalan yang terus terjadi. Pelatihan, yang memberikan orang kepuasan dan prospek karir, adalah salah satu perangsang. Memiliki tenaga staf perempuan juga akan mengurangi kerapnya terjadi pergantian staf, karena mereka lebih jarang mencari kerja di luar komunitas.
G. Peralatan Siaran
Peralatan siaran merupakan faktor penting didalam penyelenggaraan penyiaran komunitas, tetapi bukan satu-satunya yang terpenting. Didalam penyelenggaraan penyiaran di komunitas kedekatan antara radio (beserta isi program) dengan mesyarakat adalah nilai tertinggi untuk keberlangsungan lembaga penyiaran komunitas, dan ditunjang dengan peralatan di studio agar bisa didengarkan oleh seluruh warga komunitasnya.
Bagaimana mengelola dan merawat alat? Sebaiknya para penyiar yang sudah memahami peralatan di studio, untuk memberikan pemahaman terhadap penyiar baru ataupun orang-orang yang akan banyak memanfaatkan/mempergunakan peralatan studio. Bagaimana cara menghidupkan/mematikan audio (computer, mixer, pemancar dll); peralatan yang sekiranya akan lama tidak digunakan, disimpan; diumpamakan peralatan yang ada adalah kepunyaan sendiri; berikan pengertian bahwa asset yang ada adalah kepunyaan komunitasnya.
Pengadaan? Sebaiknya radio komunitas memenuhi kebutuhan teknisnya sesuai kemampuan finansial komunitasnya, tidak memaksakan diri namun memenuhi standar teknis yang ditetapkan. Jika ada dana berlebih, akan lebih baik jika digunakan sebagai modal kegiatan fundrising.
Up grading? Apabila peralatan sudah rusak atau sudah tidak memenuhi standar penyiaran, sebaiknya segera diganti. Disinilah arti penting manajemen radio untuk mempersiapkan teknisi maupun cadangan anggaran untuk perbaikan alat. Usahakan selama perbaikan alat, radio tetap on air. Seandainya terpaksa harus off, usahakan pada jam-jam yang kurang pendengarnya.
4. Perbedaan Radio Komunitas dengan Radio Lainnya
Seperti yang diurai sebelumnya, bahwa Radio Komunitas memiliki ciri khas yang membedakan dengan radio lainnya. Berikut ini adalah ringkasan perbedaan antara radio komunitas dengan radio lainnya, yaitu radio swasta/komersial dan publik.
Matriks perbedaan praktek radio komunitas dan radio lainnya (swasta & publik)
Perihal
|
Radio Komunitas
|
Radio Swasta
|
Radio Publik
|
Ide/latar belakang pendirian
|
Sosial ekonomi atau pengembangan komunitas (masalah, kebutuhan & potensi).
|
Ekonomi atau perolehan keuntungan.
|
Politik negara, Publik dan pembangunan nasional.
|
Tujuan/prioritas utama pihak penerima manfaat
|
Komunitas
|
Pendiri/Pemilik
|
Publik Luas
|
Sasaran siaran
|
Komunitas Lokal
|
Seluas-luasnya
|
Seluas-luasnya
|
Strategi pendanaan
|
Peran serta komunitas, sumbangan (pihak lain yang tidak mengikat).& program siaran kerjasama sesuai kepentingan komunitas.
|
Pendiri dan program siaran sesuai keinginan pengusaha/sponsor
|
Pemerintah dan program siaran sesuai keinginan pengusaha/sponsor
|
Karakter Kelembagaan
|
Inklusif (terbuka)
|
Ekslusif (tertutup)
|
Ekslusif (tertutup)
|
Orientasi operasionalisasi
|
Non profit/ not for profit
|
Profit
|
Campuran
|
Staffing
|
Kaderisasi & Relawan
|
Karyawan/pekerja dan Profesional
|
Karyawan/pekerja & Profesional
|
Peralatan & pembiayaan
|
Dapat dimulai dengan yang sangat sederhana & murah
|
Menuntut peralatan yang cukup kompleks, canggih & mahal untuk memulai
|
Menuntut peralatan yang cukup kompleks, canggih & mahal untuk memulai
|
Perihal
|
Radio Komunitas
|
Radio Swasta
|
Radio Publik
|
Prinsip dasar
|
Pengakuan signifikan peran supervisi dan evaluasi komunitas.
|
Prinsip pencapaian ekonomi (komersial).
|
Pengakuan signifikan peran supervisi dan evaluasi publik.
|
Khalayak
|
Suatu komunitas
|
Umum
|
Umum
|
Prinsip Visi
|
Dari, oleh dan untuk komunitas
|
Dinyatakan secara ideal, namun prakteknya adalah prinsip keuntungan ekonomi (komersial).
|
Meningkatkan apresiasi terhadap keberagaman untuk menciptakan keharmonisan diantara komunitas yang berbeda.
|
Jangkuan area siaran
|
Terbatas, lingkungan komunitas. Low power broadcasting.
|
Luas, lintas propinsi.
|
Nasional
|
Ukuran kesuksesan
|
Kepuasan & pemenuhan kebutuhan komunitas.
|
Rating & iklan yang masuk.
|
Kepuasan publik.
|
Pemilik/ Pendiri
|
Yayasan, perkumpulan, koperasi. Legitimasi komunitas!
|
PT dan dapat terbuka (Tbk).
|
Dimiliki negara/ pemerintah dan pihak lain. Asal ada supervisi dari publik.
|
Pengambil keputusan (tertinggi)
|
Lembaga supervisi komunitas bersama manajemen operasional.
|
Pemodal dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Manajemen tunduk pada RUPS.
|
Lembaga supervisi bersama manajemen operasional.
|
Sumber pemasukan (pendanaan)
|
Sumbangan tak mengikat, iuran dan iklan yang terbatas.
|
Iklan dan sponsor seluas-luasnya.
|
APBN, APBD, sumbangan, iuran, dan iklan.
|
Kriteria & jumlah materi iklan
|
Terbatas sesuai komunitas.
|
Terbuka luas.
|
Melalui lembaga supervisi.
|
5. Karakter, Kekuatan dan Kelemahan Radio
Media radio termasuk radio komunitas, memiliki beberapa keunggulan dan sekaligus kelemahan dibandingkan media informasi dan komunikasi lainnya. Berikut ini adalah matriks perbandingan media radio dibandingkan dengan media televisi dan cetak.
Matrik perbandingan karakter media informasi dan komunikasiMedia radio termasuk radio komunitas, memiliki beberapa keunggulan dan sekaligus kelemahan dibandingkan media informasi dan komunikasi lainnya. Berikut ini adalah matriks perbandingan media radio dibandingkan dengan media televisi dan cetak.
Perihal
|
Radio
|
Televisi
|
Cetak
|
Bentuk atau paket informasi
|
Suara / Audio
|
Suara dan gambar (Audio visual)
|
Gambar dan teks (visual atau image)
|
Biaya awal
|
Sedang ke tinggi
|
Sangat tinggi
|
Rendah
|
Biaya operasional
|
Rendah
|
Rendah (lebih tinggi dari radio)
|
Tinggi
|
Pendistribusian
|
Tanpa biaya
|
Tanpa biaya
|
Biaya distribusi
|
Dokumentasi
|
Perlu alat tambahan
|
Perlu alat tambahan
|
Tidak perlu alat tambahan
|
Istilah
|
Programa siaran
|
Programa siaran
|
Rubrikasi
|
Proses produksi/ penyebaran
|
Reportase
EditingSiar |
Reportase
Editing Siar |
Reportase
EditingCetak Distribusi |
Siaran langsung & tunda (diatas)
|
Siaran langsung & tunda (diatas)
| ||
Kecepatan tiba & sebar serta dampak.
|
Real time sehingga dampak/reaksi relatif Langsung/ cepat
|
Real time sehingga dampak/reaksi relatif Langsung/ cepat
|
Tertunda (waktu sela antara terbit & penyebara hingga tiba di user)
|
Kekuatan radio antara lain adalah :
a.Langsung
b.Cepat
c.Membangkitkan imajinasi
d.Tanpa batas
e.Tak Banyak Pernik
f.Relatif murah
g.Bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain (dibanding cetak & tv)
h.Hangat dan Dekat (dibanding cetak)
i.Memberi kejutan (karena ada efek suara)
j.Tempat mendengar musik (dibanding cetak & tv)
Kelemahan radio antara lain adalah :
a.Cepat hilang
b.Selintas
c.Ruang relatif terbatas
d.Beralur linear
e.Bisa cepat “basi”
BAB III
STRATEGI & PRAKTEK MENGELOLA RADIO KOMUNITAS
1.Kaderisasi
Beberapa metode yang bisa digunakan untuk rekrutmen:
Beberapa metode yang bisa digunakan untuk rekrutmen:
- Membuat pengumuman terbuka lewat radio, bulletin maupun pamflet yang ditempel di setiap sudut komunitas
- Membuat pelatihan-pelatihan tentang ke-radioan / jurnalistik
- Pendekatan perorangan
- Selalu menjaga komunikasi terhadap audience/pendengar di masyarakat
- Menumbuhkan semangat dan minat para volunteer
2.Melibatkan Kelompok, Stakeholder, Institusi Lokal
Semakin banyak kelompok / individu terlibat dalam aktivitas radio, akan semakin banyak dukungan, sehingga akan semakin populair, semakin ringan dalam pencarian dana operasional, meningkatkan kepercayaan warga komunitas yang lain dan memperlancar program-program stasiun radio. Pada gilirannya keberlangsungan radio akan dijaga bersama-sama warga komunitasnya.
Pelibatan bisa beberapa cara:
Pelibatan bisa beberapa cara:
- diajak dialog, sebagai nara sumber tentang program-program mereka (jika institusi) di studio
- diberikan alokasi waktu untuk bersiaran
- wawancara untuk berita/tokoh
- disebut namanya pada waktu siaran
- diajak diskusi tentang keberadaan dan rencana-rencana stasiun radio
- kerjasama program acara
3.Kerja sama Dengan Pihak Luar Komunitas
Banyak hal yang bisa dilakukan oleh para pengelola stasiun radio dalam pemenuhan kebutuhan informasi maupun hiburan. Salah satunya bisa kerja sama dengan pihak luar komunitas. Disamping penambahan informasi dari luar, yang tidak kalah pentingnya adalah untuk mendapatkan dana. Pihak-pihak luar yang bisa diajak kerja sama a.l. instansi pemerintah, swasta, perguruan tinggi dll.
PENUTUP
Dengan demikian, para pengelola radio komunitas haruslah selalu dapat mengkaji praktek atau operasionalisasi radionya sesuai dengan prinsip dan paradigma radio komunitas. Termasuk juga ketika melakukan berbagai terobosan atau inovasi dan kreativitas. Inovasi dan kreativitas dapat terus dikembangkan oleh pengelola radio komunitas sesuai situasi dan kondisi yang dihadapi dalam segala aspek radio komunitas, selama sesuai dengan prinsip-prinsip radio komunitas.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyudi, JB.1994. Dasar-dasar Manajemen Penyiaran. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Rakhmat Jalaludin . 1990. Teori-teori komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosda
Karya.
No comments:
Post a Comment